Kamis, 27 Agustus 2015

Anak adalah asset bangsa

Memiliki  anak-anak yang cerdas merupakan keinginan setiap orang tua. Selain mendatangkan kebahagiaan dan kebanggaan, diharapkan dapat mengharumkan nama keluarga terutama sekali kedua orang tua. Ketika anak berprestasi di sekolah, nama orang tua dan keluarga juga akan terbawa-bawa.

Harapan orang tua sekaligus akan menjadi harapan bangsa. Anak Indonesia hari ini akan menjadi pemimpin bangsa untuk sekian tahun yang akan datang. Anak-anak yang cerdas hari ini akan menjadi pemimpin yang cerdas di masa datang. Pemimpin yang cerdas akan berusaha membangun keadilan dan kemakmuran masyarakat.

anak,cerdas,harapan,bangsa

Anak cerdas tidak hanya dipandang dalam aspek kecerdasan otak  (intelektual) semata. Kecerdasan anak ditinjau secara komprehensif. Yang tak kalah pentingnya adalah kecerdasan sikap dan mental. Anak akan dapat menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik di lingkungannya: keluarga, masyarakat dan sekolah. Akan lebih sempurna lagi bila mereka juga cerdas dalam berbagai keterampilan dan kecakapan hidup. Dengan demikian anak-anak bangsa akan dapat menjalani prosesi kehidupan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Keluarga merupakan pondasi utama dalam membentuk dan mengembangkan kecerdasan anak. Kedua orang tua, berkewajiban memenuhi kebutuhan lahiriah berupa nutrisi dan pemeliharaan kesehatan. Tujuannya adalah agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat jasmani dan rohani dan cerdas dalam berpikir. Taat menjalankan syariat agama.

Kebutuhan lain adalah menyediakan perlengkapan dan peralatan sekolah, biaya pendidikan dan tempat tinggal yang yang layak bagi anak. Ini adalah pendukung dalam mengembangkan kecerdasan anak Indonesia di lingkungan keluarga.

Selain kewajiban memenuhi kebutuhan lahiriah dan material tersebut, orang tua juga perlu menumbuhkembangkan karakter anak melalui pola pendidikan di keluarga. Pendidikan karakter mutlak dimulai dari lingkungan keluarga. Pola pendidikan keluarga yang alami adalah memberikan sikap dan keteladanan. Diyakini, anak di lingkungan keluarga akan banyak meniru sikap dan kebiasaan kedua orang tua. Dalam hal ini sangat diperlukan hubungan komunikasi yang harmonis dan demokratis antara orang tua dan anak.

Pemberian keterampilan dan kecakapan dasar dan sederhana sangat membantu perkembangan anak jika mereka telah berada di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan demikian, tugas pendidikan menjadi tidak lebih berat dalam rangka mengembangkan program kecakapan hidup (life skill). Beban pencerdasan anak bangsa tidak lagi menjadi pikulan dunia pendidikan semata.

Yang menjadi fenomena umum dewasa ini adalah terpuruknya kondisi bangsa Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan. Pemimpin-pemimpin bangsa saat ini dianggap masih belum mampu menunjukkan harapan-harapan orang tua dan bangsa pada masa sebelumnya.


Apakah ini yang dikatakan dengan kegagalan masa lampau untuk membina dan mengembangkan kecerdasan anak Indonesia ? Yang pasti, pemimpin bangsa ini adalah produk lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan pada masa  yang silam. Allahuallam bissowaab! Mari kita diskusikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar